Category Archives: Crypto

Ethereum Jadi Altcoin yang Geraknya Paling Bullish

Jakarta – Yoddha, seorang analis kripto dengan pengikut lebih dari 50 ribu orang di media sosial X telah menjatuhkan bom pada Ethereum. Yoddha percaya bahwa mata uang kripto terbesar kedua ini tengah bullish, melampaui kejayaan Bitcoin.

Sementara itu, Chainlink dan Angry Pepe Fork mulai menanjak sehingga menarik perhatian investor. Ini menjadi koin DeFi terbaik yang memungkinkan peluang staking pada pra-penjualan, dengan kemungkinan kenaikan di bulan-bulan mendatang yang luar biasa.

Dengan proyeksi bullish untuk Ethereum dan Chainlink, Angry Pepe Fork adalah koin meme berbasis Solana mendatang yang diproyeksikan akan mengalami reli besar-besaran.

Bagi pedagang yang tidak bisa mendapatkan keuntungan dari Pepe dan dogwifhat, Angry Pepe Fork adalah pengganti yang sempurna untuk mendapatkan penghasilan besar dalam beberapa bulan mendatang.

Proyek ini memperkenalkan ide baru untuk menghancurkan koin meme zombie untuk mencapai puncak.

Dengan model staking berbeda yang tersedia untuk berbagai ukuran individu dalam jangka waktu 30, 60, dan 90 hari, Angry Pepe Fork adalah satu-satunya token DeFi yang memungkinkan orang mempertaruhkan aset mereka di pra-penjualan.

Secara strategis, proyek ini membatasi pasokan token hanya sebesar 1,9 miliar, sehingga menimbulkan kelangkaan yang dapat menciptakan stabilitas harga. Platform ini juga akan mendatangkan mitra potensial dan menyertakan lebih banyak utilitas untuk membuat proyek ini lebih menarik.

Ethereum

Yoddha, seorang influencer kripto X, mengatakan Ethereum saat ini adalah altcoin paling bullish. Hal ini bisa dibenarkan karena harga Ethereum telah melonjak hampir 20% dalam sebulan terakhir.

Yoddha mengamati bahwa gerak harga saat ini mirip dengan kenaikan harga pada 2021 yang berpotensi berarti kemungkinan kenaikan dalam waktu dekat.

Meskipun koin Ethereum telah turun sebesar 8% pada minggu lalu, kapitalisasi pasar Ethereum telah meningkat di atas USD 410 miliar. Dengan metrik pasar utama yang mendukung kenaikan, harga Ethereum dapat segera menguji ulang ambang batas USD 4.000.

Transaksi Aset Kripto RITembus Rp 104,9 Triliun per November

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan perkembangan sektor Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (IAKD).

Kepala Eksekutif Pengawas ITSK dan IKAD merangkap anggota dewan komisioner OJK Hasan Fawzi mengatakan per Oktober 2023 nilai transaksi aset kripto senilai Rp 104,9 triliun.

Hasan mengatakan, hingga Oktober 2023, jumlah pelanggan aset kripto sebanyak 18,06 juta. Jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan tren yang masih positif.

“Terkait dengan perkembangan aset kripto di Indonesia, jumlah pelanggan terdaftar aset kripto masih dalam tren meningkat, sementara nilai transaksi aset kripto mengalami tren penurunan,” ungkapnya dalam RDK bulanan OJK secara virtual, Senin (4/12/2023).

Hasan mengungkapkan saat ini ada beberapa hal yang sedang dipersiapkan oleh OJK, diantaranya, mendorong peningkatan literasi dan inklusikeuangan digital, penguatan ekosistem digital yang berkelanjutan, serta praktik bisnis yang etis dan bertanggung jawab.

“OJK berkolaborasi dengan AFTECH, AFSI, dan industri fintech nasional, menyelenggarakan rangkaiankegiatan Bulan Fintech Nasional (BFN) yang diselenggarakan pada 11 November (11/11) sampai dengan 12 Desember (12/12) dan The 5th Indonesia Fintech Summit& Expo (IFSE) 2023 yang diselenggarakan pada 23-24 November 2023,” sebutnya.

Selain itu, OJK bersama asosiasi fintech meluncurkan Panduan Kode Etik Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk sektor jasa keuangan. Dengan panduan tersebut, diharapkan AI dapat memberikan manfaat yang optimal bagi inovasi fintech dan dapat memitigasi risikoyang muncul di kemudian hari.

Selanjutnya, OJK melakukan koordinasi lanjutan dengan Bappebti dan Bank Indonesia, terkait pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital termasuk aset kripto sebagaimana diatur dalam UU P2SK.

Selain itu, OJK sedang menyusun RPOJK terkait Penyelenggaraan Regulatory Sandbox di Sektor Jasa Keuangan, dan diikutidengan penyusunan RPOJK terkait Inovasi Teknologi Sektor Keuangan yang mencakup pengaturan terkait fungsipengembangan, perizinan, pengawasan dan pengenaansanksi di bidang pengawasan IAKD sebagai implementasidari UU P2SK.

Terakhir, OJK melakukan kerjasama dengan Bank Negara Malaysia, Monetary Authority of Singapore, Thailand SEC, dan Dubai Virtual Asset Regulatory Authority (VARA), dalam rangkapenguatan kebijakan, pengaturan, dan pengawasan ITSK dan aset keuangan digital termasuk aset kripto.

Benjamin Cowen: Pergerakan Bitcoin Bukanlah Seperti yang Anda Pikirkan!

Analis kripto papan atas, Benjamin Cowen kembali muncul dengan tesis barunya tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) kedepan.

Dalam hal ini, ia mengklaim bahwa Bitcoin akan membuat langkah besar tahun ini yang akan membuat banyak dari investornya kebingungan.

Dalam obrolan terkait strategi terbaru bersama Austin Arnold, co-host Altcoin Daily, Cowen memprediksi harga kripto utama ini akan turun harga pada akhir tahun 2023.

Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Hal ini akan menyebabkan kepanikan dan para investornya pun banyak yang panic sell (menjual karena panik).

“Semua orang senang saat ini karena harganya naik. Saya pikir apa yang akan kita lihat nantinya adalah kejadian sama seperti tahun 2015 dan 2019,” ungkap Cowen.

Cowen mengungkapkan, penurunan besar-besaran di akhir tahun serta banyaknya panic sell merupakan hal yang cukup normal.

Pasalnya, penurunan tersebut adalah seleksi alam yang akan mengeliminasi investor abal-abal dan investor baru memasuki halving berikutnya.

Menurutnya, kenaikan baru akan terjadi pada tahun 2024 mendatang pasca perubahan kebijakan moneter oleh The Fed.

Dia percaya bahwa The Fed akan berhenti menaikkan suku bunga pada saat itu, serta memulai pelonggaran kuantitas.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Hal tersebut dapat terealisasi ketika The Fed menyuntikkan likuiditas ke pasar, layaknya pembelian obligasi.

“Bitcoin tidak pernah mengalami suku bunga setinggi ini, tetapi kami juga tahu bahwa The Fed tidak akan dapat terus naik selamanya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, begitu pasar kembali pada pelonggaran kuantitatif dan suku bunga yang lebih rendah, maka meroketnya harga Bitcoin baru bisa terjadi pada tahun awal 2024.

“Saya pikir itu benar-benar kasus bull untuk Bitcoin. Tidak hanya itu, lihat saja apa yang terjadi dengan bank baru-baru ini. Itu adalah salah satu kasus bull untuk Bitcoin,” kata Cowen.

Kendati demikian, ia juga mengatakan bahwa reli Bitcoin baru-baru ini disebabkan oleh likuiditas dari mayoritas pasar altcoin yang mengalir ke BTC. Dia memprediksi begitu likuiditas mengering, harga Bitcoin akan turun.

“Tapi apa yang terjadi saat likuiditas mengering? Saya pikir saat itulah Bitcoin kembali turun. Saat itu juga kita akan menyaksikan ketakutan terjadi di pasar. Bitcoin akan reli pada tahun 2024,” pungkas Cowen.

Robert Kiyosaki Menyarankan Beli Koin Emas dan Silver Sekarang, Tidak Ada Bitcoin!

Penulis Buku ‘Rich Dad Poor Dad’, Robert Kiyosaki memposting cuitan baru di laman Twitternya pada Sabtu (11/3/2023).

Dalam cuitan kali ini, ia memberitahu kepada 2 juta lebih pengikutnya bahwa bakal ada bank ketiga yang jatuh, setelah kolapsnya Silvergate dan Silicon Valley. Namun, dalam ini Kiyosaki tidak memberitahu secara spesifik soal bank ketiga tersebut.

“Dua Bank Besar telah jatuh. Bank ketiga akan jatuh juga tidak lama lagi,” ungkap Kiyosaki.

Kiyosaki pun merekomendasikan para followernya untuk membeli koin emas dan perak asli sekarang juga. Pasalnya, saat bank ketiga ini jatuh, maka emas dan perak akan naik. Tahun 2008, ia mengaku memperkirakan runtuhnya Lehman beberapa hari sebelum ditayangkan di CNN.

Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

“Jika anda ingin bukti, pergilah ke RICH DAD.com. Saya akan hadir di Neil Cavuto di FOX pada hari Senin,” ujarnya.

Banyak pengikutnya yang mempertanyakan cuitan oleh Kiyokasi yang tidak menyinggung Bitcoin. Robert Kiyosaki adalah seorang pecinta Bitcoin dan selalu mentweet betapa bagus Bitcoin dibandingkan dengan aset lainnya.

Banyak Bank Besar Akan Hancur

Sementara itu, seorang pembenci Bitcoin, Peter Schiff mengatakan bahwasanya sistem perbankan AS berada di ambang keruntuhan yang jauh lebih besar daripada 2008.

Ia mengungkapkan, bank memiliki kertas jangka panjang dengan suku bunga yang sangat rendah, dan tidak dapat bersaing dengan Treasuries jangka pendek.

“Penarikan massal dari deposan yang mencari hasil yang lebih tinggi akan mengakibatkan gelombang kegagalan bank,” kata Schiff.

Dirinya juga memperingatkan bahwa krisis keuangan yang lebih buruk daripada 2008 akan segera dimulai, kecuali jika The Fed bertindak lebih cepat untuk menundanya.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Namun, dia juga tidak menyangkal bahwa jika suku bunga diturunkan, maka yang menjadi korban adalah Amerika, dimana terjadi krisis dolar dan utang negara.

“Akan jauh lebih menghancurkan bagi ekonomi dan rata-rata orang Amerika,” paparnya.

Di sisi lain, Ryan Selkis yang merupakan seorang analis dengan rekam jejak yang kredibel, menuturkan bahwa Perbedaan antara Lehman dan SVB, yakni Lehman dan bank-bank besar melakukan pembunuhan dengan menciptakan instrumen beracun baru dan mengacak-acak transaksi para penggunanya.

“Sedangkan SVB berinvestasi di pasar Treasury yang mengalami manajemen salah, dan secara terang-terangan disingkirkan oleh The Fed dan Pemerintahan Biden,” pungkas Selkis.

Kripto Berlabel Binance Alami Arus Keluar Sebesar 94 Triliun Rupiah Lebih Pasca Berita FUD!

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) beberapa minggu lalu mulai menyerang sejumlah perusahaan kripto, seperti Kraken dan Paxos.

Namun, yang kini tampaknya Binance bakal menjadi target utama dari aksi masuk regulator tersebut ke dalam dunia kripto. Hal ini terlihat, dari arus keluar yang terjadi pada kripto yang berlabel Binance mengalami arus keluar sebesar US$ 6 miliar lebih atau setara dengan Rp 94 Triliun.

Pun demikian pada Februari lalu, Regulator keuangan New York (NYDFS) diketahui telah menghentikan penerbitan stablecoin, yang dikenal sebagai BUSD. Penghentian ini dilakukan kepada Paxos, yakni perusahaan yang bertanggung jawab untuk mencetak token yang dipatok dolar tersebut.

Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Sejak itulah, para investor yang khawatir bergegas untuk melakukan withdrawal pada BUSD, dan menyebabkan BUSD yang beredar turun lebih dari sepertiga, menurut data dari platform analitik blockchain Nansen.

Menurut Tradingview, BUSD sempat kehilangan peg nya terhadap USD, yakni di US$ 0.9988. Namun, dengan cepat BUSD kembali ke US$ 0.9995

Dilansir dari Financial Times, Ilan Solot, yang merupakan wakil kepala Marex Solutions, menuturkan bahwa arus keluar dapat bertindak sebagai hambatan pada kinerja keuangan Binance.

“Ini mungkin akan merugikan laba Binance karena BUSD adalah bagian penting dari bisnis,” ungkap Solot.

Dalam hal ini, SEC telah menargetkan stablecoin, yang memainkan peran penting dalam perdagangan kripto. Tindakan ini memungkinkan investor untuk beralih pada token digital, tanpa harus menarik uang mereka dalam bentuk fiat.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Menyusul tindakan regulator tersebut, pihak Binance memperkirakan volume perdagangan BUSD akan pindah ke pasangan stablecoin lainnya dalam beberapa waktu kedepan. Hal ini juga ditegaskan oleh CEO Binance, Changpeng Zhao yang mengklaim bahwa BUSD tidak termasuk ‘bisnis besar’ untuk bursa.

Kendati demikian, pada Minggu ini BUSD kembali diterpa badai, dengan keputusan dari Coinbase yang memutus BUSD, dengan alasan token yang dipatok dollar tersebut tidak memenuhi standar pencatatan mereka.

Pun demikian, baru-baru ini Zhao mengatakan Binance bermaksud untuk menarik kembali investasi potensial di AS. Pengumuman ini menyusul diluncurkan serangkaian tindakan penegakan hukum dari SEC terhadap perusahaan kripto besar.

Paxos Diperintahkan Untuk Hentikan Penerbitan Stablecoin BUSD

Ibarat belum puas menghajar layanan staking bursa kripto Kraken, kini Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah mengirimkan Wells Notice kepada pertukaran kripto Paxos.

Wells Notice adalah surat pernyataan dari SEC, yang tertulis bahwa pihaknya bakal menindak sebuah firma atau perusahaan keuangan yang dituju.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Sejak datangnya Wells Notice dari SEC, pihak Departemen Layanan Keuangan New York AS pun memberikan perintah pada Paxos untuk berhenti menerbitkan Binance USD (BUSD) yang terpatok dolar Amerika, atau dollar pegged BUSD.

Dilansir dari cointelegraph, SEC menyatakan bahwa BUSD yang diterbitkan Paxos merupakan sekuritas. Artinya, selama ini Paxos tidak mendaftarkan layanan tersebut kepada SEC dan dianggap telah melakukan aktivitas keuangan ilegal.

Apakah BUSD Sebuah Sekuritas?

Pada umumnya, jika investasi atas sejumlah uang dilakukan dalam bisnis, dengan ekspektasi keuntungan yang datang dari upaya orang lain selain investor, maka hal tersebut dianggap sebagai sekuritas. Akan tetapi jika melihat masa lalu, SEC pun masih belum merampungkan pertarungan dengan Ripple, terkait aset XRP.

Seorang pakar yang dihubungi oleh cointelegraph menyatakan bahwa tidak ada jawaban yang pasti. Jika stablecoin dibuat dengan ekspektasi untuk mendapatkan keuntungan, ini adalah sekuritas.

Seperti diketahui, Paxos bermitra dengan Binance pada tahun 2019 untuk meluncurkan stablecoin bermerek BUSD yang dipatok denga dolar (1:1), yang sudah menjadi kripto keempat terbesar.

Di sisi lain, komunitas kripto menyebut bahwa itu adalah akal-akalan SEC untuk menyerang Binance, lantaran asetnya jelas merupakan stablecoin, bukan sekuritas.

Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Kendati demikian, SEC sendiri tidak merinci apakah mereka memiliki masalah dengan perusahaan yang mencetak koin atau daftar Paxos BUSD.

Changpeng Zhao, CEO Binance, menekankan untuk mengabaikan semua FUD.

Ditinggal Menikah, Seorang Pria Kini Akui Tak Tahu Tujuannya Simpan Bitcoin

Aset kripto utama, Bitcoin (BTC) telah menyimpan banyak kisah dari para pemegangnya. Salah satunya, seorang pria yang tidak disebutkan namanya alias anonymous membagikan kisah pedihnya tentang dirinya yang membeli BTC demi kekasihnya.

“Saya mulai menumpuk BTC pada tahun 2016 karena seorang gadis. Dia berasal dari keluarga kaya, dan saya ingin punya cukup uang untuk menikahinya,” ungkap pria tersebut di akun Twitter Coinfession.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Pria itu menyebut, dirinya belum pernah memiliki lebih banyak BTC dibandingkan sekarang. Namun, dirinya harus menelan pil pahit, setelah mengetahui fakta bahwa wanita idamannya menikah dengan pria lain pada tahun 2018.

“Dari sana, saya menjadi terobsesi untuk membeli lebih banyak lagi. Tetapi bahkan saya pun tidak tahu untuk apa itu,” ujarnya.

Jika melihat dari sejarah harganya, Bitcoin pada tahun 2016 berada pada titik terendah US$ 354 tepatnya pada bulan Januari. Setelah itu, pada tahun 2017, BTC mencapai ATH pada harga US$ 14.839 pada bulan Desember 2017, kemudian terus menurun hingga 2018 dengan harga terendahnya yakni US$ 3.809.

Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Meski begitu, pria yang telah menimbun BTC ini masih terhitung profit jika dilihat pada harga saat ia beli di tahun 2016. Meski harga turun pada US$ 3.809 pada bulan Desember, ia juga merasakan harga All Time High yang manis pada US$ 69.000 pada 10 November 2021.

Selain itu, ia termasuk insan yang sangat beruntung karena melihat winter yang terjadi pada tahun 2018, dan pasti tidak kaget ketika hal itu terulang di tahun 2022.

Sementara itu, harga Bitcoin hari Kamis malam berada pada level US$ 23.801,26, dengan volume perdagangan 24 jam sebesar US$ 20.991.907.575. Angka ini merupakan penurunan sebesar 0,67% dalam 24 jam terakhir.

 

Analis Belanda Prediksi Perlambatan untuk Bitcoin Pada Paruh Kedua Tahun 2023

Aset kripto utama Bitcoin (BTC) saat ini berada pada level US$ 23.125 yang mana masih harus berusaha keras untuk melewati resisten kuat di angka US$ 23.300. Melihat hal ini, analis terkenal dari Belanda yakni Michael van de Poppe menyatakan bahwa pasar kript secara jelas masih mengalami resesi.

Ia juga mengklaim bahwa paruh kedua di tahun 2023 ini, menurut proyeksinya masih menunjukkan adanya perlambatan untuk semua koin. Namun, ditengah perlambatan ini akan ada sejumlah kelegaan atau momen take break untuk para investor.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

“Sepanjang tahun ini, BTC mungkin akan naik hingga US$ 35.000, dan altcoin lainnya dapat naik 3 hingga 5 kali,” ungkap Poppe lewat laman Twitternya.

Dalam hal ini, ia juga mengingatkan para followernya untuk selalu mengambil keuntungan, meskipun hanya bernilai kecil.

“Pahami juga konsep penggabungan perdagangan. Mengejar 10 persen keuntungan biasanya merupakan pilihan yang lebih baik daripada mengejar keuntungan 100 persen,” ujarnya.

Dalam sebuah wawancara Matt Weller, yang merupakan kepala riset global untuk FOREX.com, mengatakan reli baru-baru ini berasal dari dinamika pasar, termasuk likuidasi short yang besar. Weller mengatakan, saat ini sebagian kecil dari FOMO itu berasal dari para trader yang berpikir bahwa mereka membeli di dekat posisi terendah sepanjang tahun ini.

“Sekarang setelah kita mulai melihat harga naik, kita mulai melihat banyak trader yang menyerah, dan juga trader melompat masuk untuk memastikan bahwa mereka tidak melewatkan lonjakan besar,” kata Weller.

Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Aset seperti Ether bernasib kurang baik, lantaran jatuh di bawah US$ 1.650 untuk pertama kalinya dalam seminggu. Kripto terbesar kedua, yakni Ethereum (ETH) berdasarkan nilai pasar turun 4,5 persen dari hari Senin, waktu yang sama. Penurunan disusul oleh koin meme populer DOGE dan SHIB, yang masing-masing turun lebih dari 7 dan 8 persen.

Berita terkait kripto juga mengalami pasang surut, dengan analis JPMorgan mencatat kenaikan dalam perdagangan perusahaan Coinbase tahun ini, bahkan ketika volume saingan telah turun.

Selain itu, unit Genesis Global Capital, pemberi pinjaman kripto yang mengajukan perlindungan kebangkrutan di New York minggu lalu, mengklaim bahwa veteran industri blockchain lama dan pendukung Bitcoin Cash Roger Ver gagal menyelesaikan perdagangan opsi mata uang kripto.

Sementara itu, analis FOREX.com mengatakan bahwa institusi bukanlah investor yang berada di balik lonjakan harga kripto awal tahun ini.

“Saya kira belum ada kasus penggunaan baru yang mendorong ritel kembali ke pasar. Sepertinya satu-satunya orang yang masih bertahan di sisi ritel, adalah mereka yang telah melalui banyak siklus yang memahami betapa tidak stabilnya pasar ini,” pungkas Weller.

 

CEO JP Morgan Sebut Bitcoin Sebagai Penipuan yang Digemborkan

CEO JP Morgan, Chase Jamie Dimon membeberkan opininya tentang aset kripto utama, Bitcoin (BTC) di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss pada minggu ini saat wawancara bersama CNBC. Ia yang telah lama menjadi ‘lawan yang paling vokal’ Bitcoin sejak lama, pada tahun lalu membandingkan Bitcoin dengan skema Ponzi.

Ketika ditanya tentang Bitcoin secara khusus, Dimon menjelaskan bahwsanya dirinya percaya Bitcoin adalah suatu tindak penipuan yang digemborkan, dan sebuah batu peliharaan.

Dalam wawancara tesebut, dia juga menyinggung soal hal-hal yang terjadi dengan FTX. Dimon secara terang-terangan mengatakan, iaia sama sekali tidak terkejut melihat FTX gagal dan menyatakan kebangkrutan. Dalam hal ini, Dimon juga menyebut FTX ini sebagai perusahaan yang menerapkan skema Ponzi.

Saat ditanya apakah menurutnya seluruh sektor kripto merupakan skema Ponzi, Dimon berdalih pada USDT, kurangnya pengungkapan adalah hal yang keterlaluan.

“Regulator seharusnya sudah menghentikan ini sejak lama. Orang-orang telah kehilangan miliaran dolar, jika Anda melihat orang-orang berpenghasilan rendah, dalam beberapa kasus pensiunan,” ungkap Dimon.

Meskipun CEO JP Morgan ini menentang Bitcoin dan kripto secara umum, jelas bahwa sebagai salah satu bank terbesar di Wall Street, mereka memahami perlunya lindung nilai taruhan mereka.

Perusahaan ini secara aktif, diketahui terlibat dengan pengembangan implementasi blockchain ke dalam layanan mereka, dan mereka bahkan telah membuat token milik mereka sendiri, yakni JPM Coin. Token ini memiliki kasus penggunaan khusus dalam sistem mereka, yang digunakan untuk perjanjian pembelian kembali intraday.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Juga dikenal sebagai repo atau RP, perjanjian pembelian kembali intraday adalah pinjaman jangka pendek yang melibatkan lembaga keuangan. Perjanjian ini digunakan oleh bank-bank besar, biasanya untuk membantu mengelola arus kas jangka pendek mereka atau untuk memenuhi persyaratan kecukupan modal peraturan.

Tidak hanya itu, akhir tahun lalu perusahaan mereka juga mendaftarkan merek dagang untuk dompet kripto baru.

Selain Bitcoin, Dimon juga mengomentari terkait inflasi dan suku bunga, dimana dia menyatakan keprihatinan atas tren inflasi saat ini. Ia menyebut, suku bunga berpotensi naik lebih tinggi dari apa yang diproyeksikan The Fed saat ini.

“Saya benar-benar berpikir suku bunga mungkin akan naik lebih tinggi dari 5%, karena saya pikir ada banyak inflasi yang mendasarinya, yang tidak akan hilang begitu cepat,”

Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Terlepas dari upaya The Fed untuk mengekang inflasi dengan menaikkan suku bunga ke kisaran 4,25% hingga 4,5%, level tertinggi dalam 15 tahun, Dimon percaya jeda inflasi baru-baru ini bukan karena perubahan sistemik.

Menurutnya, penurunan inflasi baru-baru ini seperti yang ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumen AS (CPI), dalam pengukuran biaya barang dan jasa yang luas, disebabkan oleh faktor-faktor sementara seperti penurunan harga minyak dan perlambatan di China karena pandemi Covid.

Pertemuan The Fed bulan Desember melihat “suku bunga terminal” yang diantisipasi, atau titik di mana para pejabat berharap untuk mengakhiri kenaikan suku bunga, pada 5,1%. CPI turun menjadi 6,5% pada Desember dari tahun lalu, menandai penurunan yang cukup signifikan.

Pakar Kripto Belanda Sebutkan Katalis yang Bakalan Jadi Bensin untuk Rally Bitcoin !

Pergerakan naik tipis dari aset kripto utama Bitcoin (BTC) memberikan secercah harapan bagi para investor. Seorang pakar aset kripto dari Belanda, Michael van de Poppe menyatakan bahwa dirinya melihat dua katalis ekonomi makro, yang dapat menjadi bahan bakar utama untuk Bitcoin melonjak hingga US$ 30.000.

Ahli strategi tersebut mengatakan, Bitcoin telah meningkat akhir-akhir ini dan mengklaim akan ada lonjakan besar yang terjadi dalam waktu dekat.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

“Kemungkinan reli telah meningkat baru-baru ini, dan saya pikir itu terlihat bagus. Semua perlu didorong oleh penurunan data inflasi melebihi target dan potensi jeda kenaikan. Hal itu akan meluncurkan Bitcoin menuju US$ 30.000,” ungkap Poppe.

Pada saat penulisan, Bitcoin telah bergerak pada US$ 18.200. Pergerakan menuju target Van de Poppe menunjukkan potensi kenaikan lebih dari 72% untuk BTC. Seperti diketahui, dalam upaya memerangi inflasi yang tinggi, The Fed memberlakukan kenaikan suku bunga beberapa kali pada tahun lalu. Hal ini dilakukan dengan mengambil tingkat suku bunga dana dari antara 0% dan 0,25% pada Januari 2022 menjadi antara 4,25% dan 4,50% pada bulan Desember.

Naiknya suku bunga yang tinggi, biasanya menyebabkan pasar bearish bagi aset berisiko seperti Bitcoin dan kripto. Pasalnya, investor harus membayar lebih untuk biaya pinjaman dalam pendanaan investasi baru. Sementara itu, poros dalam kebijakan moneter ketat The Fed dapat memicu masuknya investasi ke dalam aset berisiko.

Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Poppe juga mengatakan, rilis CPI terbaru juga akan dikeluarkan pada 12 Januari. Dalam hal ini, para pedagang dan investor diyakini masih terus mencermati data CPI, untuk melihat apakah inflasi mundur dapat memberikan alasan bagi The Fed untuk mempertimbangkan kembali sikap hawkishnya.

“Bitcoin memang melanjutkan reli dan mengalami resistensi. Saya ragu kalau akan langsung breakout, karena masih membutuhkan kepastian dalam 24 jam mendatang. Jika tidak, divergensi bearish mungkin terjadi,” pungkas Poppe.